Hasil Down load 'Komunikasi'
Pelajaran 52
KOMUNIKASI
Pembacaan Alkitab: Markus 16:15, 1 Petrus 3:15
Tujuan : Agar peserta dapat menjadi komunikator yang baik dalam menyaksikan Kristus kepada sesama
1. APAKAH KOMUNIKASI?
Adanya hubungan aksi reaksi antara dua objek yang berbeda mis.: telephone dll. Untuk manusia hal ini bisa dibayangkan sebagai adanya suatu penyampaian pemikiran, perasaan dari orang yang satu ke orang yang lain (dengan lain kata ada suatu human relation).
Komunikasi bisa terjadi dan sukses apabila kedua atau lebih objek/manusia yang
melakukannya mempunyai unsur-unsur seperti:
- Kesamaan derajat pengertian.
- Bisa memberikan aksi ataupun reaksi.
- Bisa mengolah data yang masuk dalam komunikasi tsb.
- Dan lain-lain hal yang lebih spesifik, yang akan dibicarakan jelas daripada hanya suatu komunikasi yang berhasil dengan umat manusia (Filipi 2:5-8).
Dia turun ke bumi dan menjadi manusia supaya bisa berkomunikasi dengan saudara
dan saya. Apakah jawab saudara atas kerinduannya ini ?
2. KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
Apa yang akan terjadi kalau tiba-tiba semua kita ini tidak bisa berkomunikasi lagi. Dunia akan menjadi tidak teratur dan hancur akhirnya. Pemimpin-pemimpin dunia yang berbicara tidak akan didengar, guru sekolah tidak akan bisa mengajar lagi, orang-orang tua akan seperti tidak punya anak lagi.
Yang paling mengerikan kalau komunikasi yang ada antara manusia dan Pencipta nya terputus, bagaimanakah jadinya kita ini semua? Kematian kekal dan bukannya hidup kekal oleh karena kita menyadari pentingnya komunikasi dalam kehidupan, kita harus belajar menjadi orang yang komunikatif, baik di sekolah, di masyarakat, juga di gereja dan di persekutuan.
3. HAL-HAL YANG PENTING DALAM KOMUNIKASI
a. Untuk diri sendiri
1. Rendah hati seperti Yesus ; Matius 5:5.
2. Rindu untuk menjadi pendamai; Matius 5:9.
3. Berpikir dan berbuat positif ; Filipi 4:8-9
4. Tidak menghakimi orang lain; Mat 7:1-2,Lukas 6:37.
5. Tidak berkata sia-sia, Mat 12:35-37.
b. Berhubungan dengan orang lain
1 . Menerima orang lain sepenuhnya; Filipi 2:2-4.
2. Mendengarkan orang lain.
3. Kurangi bicara mengenai diri sendiri.
4. Jujur; Efesus 4:25, Kel 20:16.
5. Berbicara/menyatakan/melakukan
6. Tidak mengkritik,kritik tidak pernah membangun.
4. HAL-HAL YANG PENTING DALAM MENDENGAR
a. Dengarkan cerita orang lain.
b. Dengarkan cerita orang sepenuhnya.
c. Dengarkan cerita orang lebih dahulu / pertama-tama.
Berilah,maka akan diberikan kepadamu suatu takaran yang dipadatkan yang gon cangkan, yang tumpah keluar akan dicurahkan kepadamu.
5. KOMUNIKASI DALAM PERSEKUTUAN
Persekutuan yang baik dan bertumbuh adalah suatu persekutuan dimana setiap anggotanya merasakan suatu komunikasi yang lancar antara mereka sendiri. Bagaimana ini bisa terjadi? Kalau setiap anggotanya mencoba menerapkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka akan ada suatu perubahan besar dalam persekutuan - persekutuan, anggota yang satu akan mencoba menjadi anggota yang komunikatif, yang lain juga bahkan yang menjadi pemimpin seharusnya yang jadi contoh dalam hal tersebut, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan persekutuan antara lain :
a. Kegagalan - kegagalan
I . Sama sekali tidak kompromi, prinsip sama sekali tidak sama dengan metode, metode boleh berbeda, tetapi prinsip harus tetap dipertahankan.
2. Terlalu sering kompromi, melakukan sesuatu dengan berlebih-lebihan sampai tidak dapat membedakan mana yang secara prinsip tidak dibenarkan. Biasanya orang seperti ini kurang mendapat perhatian, dan ingin memberikannya pada orang lain.
3 . Merasa selalu paling hebat (super), kehebatannya ialah pada saat dia bisa mengkritik/ menjatuhkan orang lain; Lukas 18:9-14, orang Farisi dan pemungut cukai.
4 . Terlalu offensif (menyerang), sama sekali tidak memberikan kesempatan lawan untuk berbicara atau mengemukakan pikirannya.
5. Tidak bersikap terbuka/jujur, ada hal-hal yang penting harus dijelaskan dengan jujur sehingga persoalan bisa diatasi.
6. Stop memberi teguran/nasehat; Mat 18:15-20. Ada kalanya keinginan untuk menegur sesuatu yang salah dipadamkan begitu saja, karena sering mendapat respons yang kurang baik, tegur dan nasehatilah dengan kasih.
7. Tidak bisa mengontrol keluhan - keluhan,seringkali hal-hal tertentu harus disimpan dan digumuli sendiri, tidak harus selalu dinyatakan kepada orang lain.
8. Mencoba membuat setiap orang setuju dengan pendapat dirinya.
9. Tidak mau menunggu sampai orang lain selesai bicara.
b. Kemenangan - kemenangan.
1. Menilai orang lain dengan kebaikan; Mat7: 1,2.
2. Nyatakan terimakasih kita, tetapi jangan mengharapkan itu dari orang lain Lukas 17:11 -19-10 Orang yang disembuhkan Yesus cuma 1 yang kembali.
3. Belajar menerima teguran/nasehat tanpa merasa disudutkan.
4. Arahkan pcrhatian kcpada kcbutuhan orang lain juga.
5. Hadapi interupsi - interupsi dengan kreatif
6.Belajar menghargai ketenangan dan kesederhanaan dalam mengungkapkan sesuatu jangan berbelit-belit.
7. Belajar memberikan sesuatu sedikit lebih dari pada biasanya. (sedikit lebih perha tian,sedikit lebih kasih dll).
8. Menerima dan menyadari adanya emosi dalam diri kita (emosi utama yaitu:marah).
9. Menerima rencana Tuhan dalam hidup sebagai yang terindah dalam hidup saudara Yeremia 29:11.
6. KESIMPULAN:
Sederhana saja sebenarnya, bahwa kalau kita memiliki kasih yang dari Yesus I Korintus 13, maka problem boleh tetap ada tetapi penyelesaiannyapun tentu ada. Si pemimpin menjadi contoh dalam kehidupan yang menyeluruh bukan sekedar pandai-bicara atau organisasi tetapi lebih pandai menjadi penyalur kasih Kristus yang sejati.
Anggota persekutuan juga akan menjadi orang yang bukan cuma menuntut, tetapi malah rela memberi baik itu waktu,perhatian dan segala hal lain. Menjadi manusia Kristen yang komunikatif mempunyai pengaruh yang bukan main besarnya dalam kehidupan si individu, dia menjadi pendamai dan yang cinta damai, dia menjadi orang yang membagikan kasih dan bukan penuntut kasih.
BUKU BACAAN PENUNJANG
1. Carnegie. Dale, Bagaimana Mencari Kawan Dan Mempengaruhi Orang Lain, Jakarta: Binarupa Aksara.
2. Susanto. Astrid S, Komunikasi Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
3. Narramore. C M, Cara Bergaul Yang Baik, Jakarta: BPK GM.
4. Supratiknya. A, Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta: Kanisius.
5. Osborne. Cecil G, Seni Bergaul, Jakarta : BPK GM.
6. Dowell. Josh Mc, Kekristenan Sejarah Atau Dongeng, Jakarta: BPK GM.
7. Peale. Norman V, Kuasa Positif Yesus Kristus, Jakarta: BPK GM.
8. Parrot III, Les, High Maintenance Relationships, Jakarta: Metanoia.
Komunikasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Terkini (belum ditinjau)
Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifikasi. |
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.[rujukan?] Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.[rujukan?] Apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[1]
Sebuah model komunikasi transaksional
Daftar isi
- 1 Komunikasi
- 2 Sejarah komunikasi
- 3 Komponen komunikasi
- 4 Proses komunikasi
- 6 Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
- 7 Referensi
- 8 Pranala luar
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
[sunting] Sejarah komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama.[2]
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama ((make to common).[2] Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. [3] Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). [4]
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.[5] Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.[5] Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [5].
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek.[2] Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi.[rujukan?] Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".[rujukan?]
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.[2] Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.[rujukan?] Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.[rujukan?]
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.[rujukan?] Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.[rujukan?]
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk "barang antik", topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai "penemuan yang revolusioner", hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.[rujukan?] Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.[rujukan?] Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.[rujukan?] Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:[6]
- Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
- Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
- Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
- Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
- Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
- Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
[sunting] Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
- Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.[rujukan?]
- Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.[rujukan?]
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.[rujukan?]
- Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.[rujukan?]
- Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.[rujukan?]
[sunting] Model-model komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.[3]
[sunting] Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication.[6] Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).[rujukan?] Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model).[1] Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver).[3] Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[rujukan?] Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalm proses komunikasi.[1]
[sunting] Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator.[3] Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. [1] Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tapatnya melalui pengambilan peran orang lain.[6] Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. [7] Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.[1]
[sunting] Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.[4] Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalm sebuah episode komunikasi.[rujukan?] Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. [1] Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.[3]
KOMUNIKASI HORISONTAL vs VERTIKAL
Friday, 19. June 2009, 21:53:35
Berbicara masalah komunikasi kiranya tidak ada media yang mampu memuatnya karena tak terhitung banyaknya jenis komunikasi yang dilakukan oleh semua makhluk hìdup ciptaan Allah, istimewanya manusia ciptaan kesayanganNya. Manusia walaupun dibentuk dari tanah liat, namun oleh Allah diberi (sebagai pinjaman) nafas hidup yang berakal budi, yaitu "roh" (nyawa) yang sewaktu-waktu akan diambil oleh pemilikNya.
Manusia dikehendaki dicipta oleh Allah dijadikan gambar dan citraNya (Kej 1:26-27). Dalam hak komunikasi hanya manusia yang diperkenankan menjalin relasi dengan Yang Maha Pencipta, mukai dari dunia nyata (alam fana) yang sifatnya sementara sampai ke kehidupan kekal (alam baka).
Beragam jenis komunikasi (horisontal) dalam kehidupan di dunia nyata perkembangannya sudah menembus langit biru, yaitu yang disebut dengan istilah "dunia maya" (internet) yang menawarkan beragam pesona : SMS, MMS, video call, chatting, massaging, blogging dsb.
Semuanya itu adalah kasih karunia Allah, tetapi bagaimana komunikasi manusia dengan Dia Yang Maha Kasih, yaitu "komunikasi vertikal" yang disebut dengan istilah "doa" ?!?
Tak ada seorang tahu dengan pasti usia alam semesta ini sudah berapa abad, dan entah sejak kapan manusia berusaha mengerti siapa yang menciptakan jagad raya dengan segala isinya ? Pikiran manusia tidak akan pernah mampu menyibak misteri yg tersamar dibalik kehidupan ini kecuali seorang. ialah Yesus. Hanya Dia satu-satunya manusia yang jiwaNya berakal-budi, Yesus adalah manusia pertama yang melihat, mengerti tentang "kebenaran" dan mengklaim DiriNya sebagai "kebenaran dan hidup". Ketika menjalani sebagai manusia jasmani dan hidup di tengah "dunia nyata" sama seperti manusia yang lain. Dia memperkenalkan dan menunjukkan apa yang ada di "dunia harapan" yang disdiakan oleh Allah bagi manusia yang mau bersahabat, berelasi, berteman, berkomunikasi dengan Dia dalam "doa" dan "perbuatan".
Pasted from <file:///F:\Hasil%20Down%20load.doc>